Zahid melamar Afirah pada ayahnya namun ditolak karena Ayah Afirah telah menerima pinangan Yasir pemuda kaya raya namun berakhlak bejat. Keduanya begitu menderita. Afirah pingsan saat ayahnya menolak lamaran Zahid. Zahidpun jatuh sakit. Dalam suratnya pada Zahid Afirah menawarkan pada Zahid untuk memadu cinta.
Zahid membalas bahwa sakit dan deritanya tak semata-mata karena rasa cintanya pada Afirah. Sakitnya juga karena dia enginginkan sebuah cinta suci yang mendatangkan dan diridhai Allah. Bersama suratnya, Zahid mnyertakan sorban. Sejak menerima surat Zahid Afirah meninggalkan semua gaya hidupnya yang glamor. Ia berpaling dari dunia dan menghadapkan wajahnya sepenuhnya untuk akhirat. Sorban putih pemberian Zahid ia jadikan sajadah, tempat dimana ia bersujud, dan menangis di tengah malam memohon ampunan dan rahmat Allah SWT. Siang ia puasa malam ia habiskan dengan bermunajat pada Tuhannya. Di atas sajadah putih itu ia menemukan cinta yang lebih agung dan lebih indah, yaitu cinta kepada Allah SWT. Keduanya benar-benar larut dalam samudra cinta kepada Allah SWT, Allah yang Maha Rahman dan Rahim. Hal yang sama juga dilakukan Zahid di Masjid Kufah.
Nikmati kisahnya, download ebooknya disini.