Gajah Mada langit kreshna Hadi |
Dan kekhawatiran mereka ternyata terbukti. Rakryan Kuti memberontak. Dengan memanfaatkan pasukan Jala Rananggana dan Jalayuda, Kuti, salah seorang dari Dharmaputra Winehsuka yang paling berpengaruh, madeg kraman, menggempur istana raja Jayanegara dari pintu belakang. Tujuannya hanya satu:
menggulingkan Kalagemet, nama kecil Jayanegara, dan mengangkat dirinya menjadi raja.
Hal ini sama sekali tak pernah disangka-sangka, karena Dharmaputra tidak memiliki pasukan. Tetapi dengan segala tipu-muslihat dan akal bulusnya, Ra Kuti bisa memanfaatkan pasukan lain dan membaca keadaan. Dibantu saudara-saudaranya: Ra Yuyu, Ra Banyak, Ra Pangsa, Ra Wedeng, dan Ra Tanca, juga temenggung Pujut Luntar dan Panji Watang — keduanya adalah pimpinan pasukan Jala Rananggana dan Jalayuda — Ra Kuti berhasil menggerakkan pasukan segelar-sepapan menggilas istana.
Inilah pemberontakan yang banjir darah. Sebuah ambisi menguasai dampar kedaton yang berlepotan darah. Ra Kuti memang berhasil mengusir Jayanegara dari istana. Namun, korban yang jatuh, baik dari pasukan perang maupun rakyat jelata tak terhitung lagi. Termasuk Panji Watang, Pujut Luntar, dan juga Lembu Sora, pimpinan pasukan Jalapati yang lebih memilih berhadapan dengannya. Ketiganya tewas sebagai martir, sekaligus korban.
Lanjutkan ceritanya dengan membaca langsung bukunya. Silahkan Download ebooknya jika berminat
Sinopsis dipetik dari Resensi Bahtiar HS
Download Novel Gajah Mada 1 disini
Download Novel Gajah Mada 2: Bergelut dalam kemelut tahta dan Angkara
Download Novel Gajah Mada 3: Hamukti Palapa
Download Novel Gajah Mada 4: Perang Bubat